Minggu, 09 November 2014

aulia adibah



LAPORAN KUNJUNGAN
PURA ADITYA JAYA RAWAMANGUN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Hinduisme


Dosen pengajar :
Syaiful Azmi, M.A

Oleh:
Aulia Adibah (1113032100031)
PRODI PERBANDINGAN AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014

a.       Pengertian pura.
Pura adalah tempat untuk ibadah penganut agama hindu. Tempat suci ini digunakan untuk memuja Hyang Widhi Wasa, Atma dan Sidha Dewata ( roh suci leluhur). Pura tertua berada di bali sebagai pulau yang mayoritas pemeluk agama Hindu. Pura dibangun pada tempat yang suci tempat yang dianggap suci yaitu, dekat sungai atau pegunungan dan juga tempat yang dipandang indah dan memmiliki getaran spritual yang tinggi.
Kata pura berasal dari bahasa sansekerta yaitu: “pur-puri-pura-puram-pore” yang artinya adalah kota, kota berbenteng, kota dengan menara atau istana. Dalam pemakaianya dibali istila “pura” menjadi khusus tempat ibadah sedangkan “puri” khusus tempat tinggal para raja dan bangsawan.

a.       Pura Hindu Dharma Aditya Jaya Rawamangun
Pura ini di yang dibangun pertama kali di jakarta. Lokasi pura ini sangatlah strategis yang berada di sebelah lintasan tol cawang tanjung priokdisana juga disediakan pendidikan agama bagi anak-anak yang beragama hindu mulai dari SD-SMP dan SMA.
Sejarah didirikan nya pure aditya jaya ini tidak lepas dari perjuangan umat hindu. Persiden pertama kali ir. Soekarno menyambut baik ide tentang didirikanya pure di DKI Jakarta. Dan persiden soekarno menawarkan tanah di lapangan banteng, akan tetapi umat hindu tidak mau dan batal didirikanya pure di lapangan banteng.dan pada tahun 1962-an soekarno kembali menawarkan lokasi baru di Ancol. Akantetapi umat Hindu keberatan karena lokasi tersebut tanahnya berlumpur dan berbau anyir.
Dan pada saat itu umat hindu yang ada dijakarta sangat cemas mereka berharap dengan cepat memperoleh kokasi yang akan dibangun pura untuk ibadah. Pada saat itu ir. Sutami menteri pekerjaan umum. Dan dikenal sangat dekat dengan soekarno. Menawarkan lokasi di daerah jakarta timur lebih tepatnya daerah rawa mangun dekat lapangan Golf.
Dibarengi dengan ucapan rasya syukur kepada Tuhan yayasan pitha Matha dan seluruh pemeluk agama hindu yang ada dijakarta. Lokasi tersebut sangat tepat untuk membangun pure yang pada saat ini berdiri megah yang dinamai dengan pure ADITYA JAYA dan dijadikan sebagai tempat ibadah oleh seluruh agama Hindu yang ada di jakarta. Pemberian izin menteri PU dan dengan dukungan oleh gubernur DKI Jakarta. Maka pure tersebut resmi sebagai tempat ibadah para pemeluk agama hindu.
Pura aditya Jaya dibangun dalam tujuh tahapan. Yang pertama dimlai pada tahun 1972 dan pada tahap akhir dilakukan pada tahun 1997  area pura aditya jaya dibilang sangatlah luas disitu terdapat sebuah bangunan dan ornamen khas bali dan di sekelilingnya terdapat pohon-pohon yang hijau.
b.      Asal usul agama Hindu
Agama hindu timbul dari dua arus utama yakni bangsa dravida dan banga arya. Agama hindu ini pada awalnyya berasal dari india. Tempat suci agama Hindu yaitu pure, mendil dan penalaran. orang yang di sembah atau disucikan yaitu maha resi, siwa, pegawan wiasa. Dan dalam agama hindu itu penerima wahyu tidaklah hanya satu orang tetapi banyak yang menerima wahyu.
c.       Kitab suci Agama hindu
Agama hindu mempunyai kitab suci yaitu weda, weda berasal dari kata vid yang artinya pengetahuan. Kitab weda ini ditulis pada tahun 6000 sm akan tetapi ini menurut para sarjana. Ada juga yang mengatakan bahwa kitab weda ini ditulis sekitar tahun 5000 sm. Oleh karena itu sampai sekarang belum pasti kapan kitab weda itu di tulis. Kitab weda ini berisi tentang mantra-mantra, pujian-pujian.
d.      Hukum Karma pala
       Kegiatan manusia yang disebut perbuatan dan merupakan aktifitas badaniah dan batiniah ini disebut karma. Jadi karena manusia itu bergerak maka terjadi karma. Dan adanya karma itu menyebabkan adanya hasil perbuatan yang disebut kharmaphala. Perbuatan yang baik menyebabkan phala yang baik pula, begitu juga sebaliknya.

Pokok-pokok keimanan dalam agama hindu dapat dibagi dalam 5 (lima) bagian yang disebut panca sraddha, yang terdiri dari:
1)        Percaya terhadap adanya brahman (sang hyang widhi)
       Sang hyang widhi ialah ia yang kuasa atas segala yang ada di alam ini. Tidak ada yang luput dari klemaha kuasaan-Nya.
2)        Percaya terhadap atman
       Atman adalah percikan kecil dari paratman, atman yang tertinggi atau brahman. Bila atman meninggalkan badan, maka makhluk itu akan mati. Atman yang menghidupi badan disebut jiwatman. Jiwatman dapat dapat dipengaruhi oleh karma. Karena itu atman tidak akan selalu kembali ke asalnya, yaitu paratman. Menurut ajaran agama hindu, jiwatman seseorang yang meninggal dunia dapat mencapai surga atau jatuh ke neraka.
3)        Percaya terhadap karmaphala
       Buah dari perbuatan itu disebut phala. Buah perbuatan itu tidak selalu langsung dapat dirasakan atau dinikmati. Tetapi tidak demikian halnya dengan phala, yang kadang-kadang baru diterima hasilnya setelah kehidupan yang akan datang. Seperti menanam padi yang harus menunggu beberapa bulan untuk dapat menikmati hasilnya.
Adapun balasan balasan itu tidak semua langsung.
a.       Retcipte yaitu: seorang yang melakukan perbuatan langsung mendapat balasan pada saat itu juga.
b.      Rie mane karma yaitu: seorang tidak mendapat balasan apa yang dilakukanya sampai ia sudah mati.
c.       Sancite karma yaitu: seorang mendapat balasan ini setelah orang tersebut mencapai moksa.
4)        Percaya terhadap adanya punarbawa
       Jieatman atau roh tidak selamanya berada di surga atau neraka, ia akan lahir kembali ke dunia. Kelahiran kembali ini disebut punarbawa atau samsara, lingkaran kelahiran. Bagaimana kelahirannya kembali akan tergantung dari karmawasana (bekas-bekas perbuatan) terdahulu. Kelahiran kembali ini adalah kesempatan untuk memperbaiki diri dari segala dosa yang telah diperbuat pada kehidupan yang terdahulu.
5)        Percaya terhadap adanya moksa
       Bila seorang berhasil lepas dari ikatan dunia ia akan mencapai moksa. Moksa artinya kelepasan. Inilah tujuan akhir pemeluk agama hindu. Orang yang telah mencapai moksa tidak lahir lagi ke dunia, karena tidak ada apapun yang mengikatnya, ia telah bersatu dengan paratman, atman yang tertinggiatau sang hyang widhi.




0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda