Kamis, 20 November 2014

M rahmat ramadhan

 pura aditya jaya rawamangun
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Hinduisme
Dosen : Syaiful Azmi, M.A.




Di susun oleh:
M. Rahmat. Ramadhan (1113032100036)


Jurusan perbandingan agama
Fakultas ushuluddin
Universitas islam negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
2014




PENDAHULUAN
Agama hindu adalah agama yang tertua di dunia yang dimana muncul di daerah india, selain itu juga agama hindu ini memiliki banyak keunikan keunikan didalamnya misalnya dalam konsep ketuhanan, dalam beridirinya agama hindu atau sejarah dll.
Dalam kesempatan kali ini saya ingin sedikit memaparkan atau menjelaskan tentang agama ini yang dimana saya dapatkan dari kunjungan ke pure Aditya Jaya yang bertempat di daerah Rawamangun Jakarta Timur. Dalam kesempatan kali ini saya mendapatkan penjelasan tentang sejarah pure Aditya Jaya yang dimana pure ini didirikan dengan tujuh tahapan pada tahun 1972 dan tahapan yang terakhir pada tahun 1997. selain tentang sejarah mereka juga menjelaskan tentang konsep amal perbuatan atau yang sering disebut dengan Karma Phala selain itu juga masih banyak yang lainya juga.
A.     Sejarah Pure Aditay Jaya
Tempat suci merupakan sebuah tempat orang orang yang meiliki keyakinan terhadap apa yang mereka yakini atau berserah kepada Tuhan-Nya masing-masing demi mendapatkan kasih sayang, perwujudan, pahala, pencerahan dan lain sebagainya. Mungkin kita juga tahu tentang tempat suci atau ciri-ciri dari tempat suci yang dimana di dalamnya terdapat sebuah benda atau sesuatu yang disakralkan oleh penganutnya atau orang yang mempercayainya, selain itu juga kita dalam menggambarkan tempat suci tidak harus berbentuk sebuah gedung karena ada pula tempat suci yang dimana tempatnya itu ada diluar ruangan.
Dalam hal ini tempat suci ini sama saja dengan tempat beribadah atau tempat sembahyang, yang dimana didalamnya terdapat orang orang yang berserah atau berpuja kepada sesuatu yang lebih tinggi atau Tuhan-Nya. Maka dalam agama Hindu tempat suci mereka dinamakan dengan Pure. Istilah Pura berasal dari kata sangsekerta (-pur, -puri, -pura, -puram, -pore) yang berarti Kota, Benteng,atau Istana yang dimana sekarang berubah artinya menjadi tempat pemujaan kepada Sang Hyang Widhi. Sebelum dipergunakan dengan kata Pura bagi tempat suci mereka dulunya menggunakan kata Kahyangan atau Hyang. Selain itu juga dalam perkembangan pemakaiannya di Pulau Bali, istilah "Pura" menjadi khusus untuk tempat ibadah; sedangkan istilah "Puri" menjadi khusus untuk tempat tinggal para raja dan bangsawan.
Terdapat beberapa jenis pura yang berfungsi khusus untuk menggelar beberapa ritual keagamaan Hindu dharma, sesuai penanggalan Bali.
  1. Pura Kahyangan Jagad yaitu pura yang terletak di daerah pegunungan. Dibangun di lereng gunung, pura ini sesuai dengan kepercayaan Hindu Bali yang memuliakan tempat yang tinggi sebagai tempat bersemayamnya para dewa dan hyang.
  2. Pura Segara yaitu pura yang terletak di tepi laut. Pura ini penting untuk menggelar ritual khusus seperti upacara Melasti.
  3. Pura Desa yaitu pura yang terletak dalam kawasan desa atau perkotaan, berfungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan masyarakat Hindu dharma di Bali.
Setelah kita mengetahui tentang pengertian pura maka kita akan membahas tentang sejarah pura Aditya Jaya. Pura Aditya jaya ini didirakan pada tahun 1972 dan selesai pada tahun 1997 karena ada beberapa tahapan dalam pembangunan ini. Dulu pak ir. Soekarno menawarkan kepada orang orang hindu tanah di lapangan Banteng untuk mendirikan Pura di daerah akan tetapi orang hindu menolaknya, kemudian presiden menawarkan lagi di daerah Ancol dan mereka juga menolaknya karena disana tanahnya berbau anyir, maka setelah itu mereka mendapatkan tawaran dari Mentri Pekerja Umum yaitu Ir. Sutami yang dimana ia menawarkan tanah untuk membangun Pure didaerah rawamangun dekat lapangan Golf dan mereka juga menerimanya dikarnakan tempatnya yang srategis dan tepat, dibangunlah pura tersebut dengan nama Pura Adiya Jaya.
B.     Keyakinan Umat Hindu
Dalam keyakinan umat hindu terdapat lima keyakinan mereka yang dimana selalu mereka pegang kemana pun mereka pergi. Adapun lima keyakinan atau Panca sradha itu ialah :
1.      Percaya terhadap adanya Sang Hyang Widhi / Brahman
2.      Percaya terhadap adanya Atman
3.      Percaya terhadap adanya Karma phala
4.      Percaya terhadap adanya Purnabhawa / Reingkarnasi
5.      Percaya terhadap adanya Moksa

Ø  Percaya terhadap adanya Brahman/ Sang hiyang widhi
            Dalam agama Hindu mereka mempercayai adanya yang maha kuasa atau Tuhan-Nya mereka yang dimana mereka menganggapnya sebangai Sang Hyang Widhi. Maka dalam agama Hindu mereka percaya akan adanya Sang Hyang Widhi yang dimana sering di sebut dengan istilah “Trimurti” yaitu Dewa Brahman, Dewa wisnu, Dewa Siwa.
Ø  Percaya terhadap adanya Atsman
Atman dapat kita artikan sebagai roh yang mendiami suatu tubuh, di dalam tubuh kita ini mengandung Atman, Atman yang tinggal di dalam jiwa disebut dengan jiwa Atman, yang mana jika manusia itu mati maka mereka akan memisahkan diri antara Atman dan jiwa. Atman bukan saja berada di dalam manusia tetapi Atman mencakup seluruh ciptaan Brahman / Sang Hiyang Widi, seperti Tumbuh – tumbuhan, binatang, mereka pun mempunyai Atman masing – masing.
Ø  Percaya terhadap adanya Karma Phala
            Dalam hal ini agama hindu sangat mempercayai akan tentang konsep Karma Phala yang dimana Karma Phala ini berasal dari bahasa sangsekerta yaitu “Kar” yaitu berarti perbuatan atau berbuat, sedangkan Phala yaitu balasan atau buah hasil jadi Karma Phala ialah suatu hasil dari atau buah hasil perbuatan yang telah kita lakukan.
            Maka dalam karma phala kita akan mendapatkan sebuah balasan entah itu perbuatan buruk atau perbuatan baik maka akan dibalas dengan yang buruk dan baik juga. Adapun Karma Phala dibagi menjadi tiga bagian :
Ø  Prarabda Karma yaitu perbuatan yang dilakukan pada waktu hidup sekarang dan akan mendapatkan balsan pada waktu hidup sekarang juga.
Ø  Kriamana Karma yaitu perbuatan yang dilakukan di dunia sekarang akan tetapi hasilnya atau balasannya nanti setelah mati atau di alam baqa.
Ø  Sancita Karma yaitu perbuatan yang dilakukan sekarang tapi hasilnya atau balasanya nanti ketika kelahiran yang akan datang.
Selain itu juga terdapat sifat sifat Karma Phala yaitu
  • Hukum karma itu bersifat abadi : Maksudnya sudah ada sejak mulai penciptaan alam semesta ini dan tetap berlaku sampai alam semesta ini mengalami pralaya (kiamat).
  • Hukum karma bersifat universal : Artinya berlaku bukan untuk manusia tetapi juga untuk mahluk – mahluk seisi alam semesta.
  • Hukum karma berlaku sejak jaman pertama penciptaan, jaman sekarang, jaman yang akan dating.
  • Hukum karma itu sangat sempurna, adil, tidak, ada yang dapat menghindarinya.
  • Hukum karma tidak ada pengecualuan terhadap suapapun, bahkan bagi Sri Rama yang sebagai titisan Wisnu tidak mau merubah adanya keberadaan hokum karma itu.
Ø  Percaya kepada adanya Purnabhawa / reingkarnasi
Orang -  orang Hindu mereka mempercayai adanya kelahiran kembali setelah mati nanti, mereka menamakannya dengan “reingkarnasi”. Reingkarnasi ini tergantung dengan “karma wasana” yaitu perbuatan ketika masih hidupnya. Reingkarnasi adalah akibat dari perbuatannya yang kurang baik selama hidupnya, yang disebut dengan “samsara”. Kelahiran kembali dapat juga menjadi sesuatu yang lebih baik, dan ada pula yang lebih buruk, seperti menjadi binatang atau tumbuhan. Maksud dari reingkarnasi ini adalah untuk memperbaiki perbuatannya agar dapat lebih baik lagi. Atman tidak akan dapat menyatu dengan Brahman jika Atman tersebut masih kotor. Maka dari itu Atman yang kotor ini akan dilahirkan kembali agar dapat berbuat lebih baik lagi dan bersatu dengan Brahman di Moksa.
Ø  Percaya kepada adanya Moksa
Moksa berarti pelepasan, maksud dari pelepasan ini adalah orang yang telah terlepas dari ikatan dunia, moksa adalah tujuan akhir orang – orang Hindu, yang mana bila seorang telah mencapai moksa, maka ia akan terlepas dari reingkarnasi (kelahiran kembali), moksa dapat diartikan sebagai surganya orang – orang Hindu. Untuk mencapai kepada moksa tidaklah mudah, butuh perjuangan yang sangat keras. Untuk menuju moksa Atman haruslah sudah bersih dari segala dosa, karena moksa adalah tempat singgasana terakhir yang abadi, yang mana dengan bersatunya Atman dan Brahman (Tuhan).











   

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda