Sabtu, 29 November 2014

Yuliana



Laporan Kunjungan
Pura Aditya Jaya Rawamangun Jakarta Timur

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hinduisme

Dosen pembimbing: Syaiful Azmi, M.A

Oleh: Yulliana (1113032100028)


Jurusan Perbandingan Agama
Fakultas Ushuluddin
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
2014




A.   Pendahuluan
Di hari senin tepatnya tanggal 4 november 2014 lalu, kami mahasiswa UIN Jakarta dari fakultas Ushuluddin jurusan perbandingan agama mendapat kesempatan untuk melakukan kunjungan ke Pura aditya jaya, sebagai wujud menambah wawasan tentang agama Hindu sekaligus merasakan pembelajaran agama Hindu langsung dari penganutnya. pura yang lokasinya berada di daerah Rawamangun, Jakarta timur tepatnya di jl. Daksinapati Raya no. 10. Kedatangan kita bertepatan dengan hari kelahiran pura tersebut yaitu tepat 41 tahun lalu pura ini didirikan.
Tidak banyak yang saya ketahui tentang pura aditya jaya yang baru pertama kali saya  kunjungi ini. Ketika memasuki gapura yang tepatnya wilayah bagian luar aditya jaya yang disebut sebagai Nista Mandela dimana terdapat rumah tugu, disebelah kanan pintu masuk saya melihat toko buku yang sepertinya menjual buku tentang ajaran agama hindu, dan disebelahnya pun terlihat kantin yang sepertinya menyenangkan sayang sekali saya tidak sempat mampir ke kantin tersebut. Di samping itu terdapat pohon beringin yang besar yang semakin menambah kesejukan di pura itu terutama untuk para pengunjung pura aditya jaya.
Pada gerbang masuk pura aditya jaya ini menghubungkan wilayah tengah dan wilayah utama pura. Sebelum kami memperoleh informasi dari narasumber kami terlebih melakukan shalat dzuhur di masjid yang letaknya tidak jauh dari pura aditya jaya tersebut. Setelah itu kami berkumpul di aula persis di depan pura dimana sebagai tempat beribadahnya, disitu kami diberikan informasi mengenai ajaran agama hindu, seperti tentang karma phala, dewa-dewa dalam agama Hindu serta tentang surge dan neraka dalam kosep Hindu. namun, yang saya cermati disini adalah tentang Panca Sradha dan Trigua (Satya, Rajas, dan Tamas) maka dari itu dalam laporan kunjungan ini saya akan membahas sedikit tentang Panca Sradha dan Triguna.

1.     Panca Sradha
Panca yang artinya 5 unsur dan Sradha “keyakinan” dimana panca sradha ini adalah yang mempondasikan umat hindu. Panca Sradha itu terdiri dari, sebagai berikut :
1.      Brahman : yang artinya percaya akan adanya Hyang Widhi
2.       Atman   : yang artinya percaya akan adanya Hyang Atman
3.      Karma    : yang artinya percaya akan adanya hokum karma pala
4.      Samsara : yang artinya percaya akan adanya kelahiran kembali
5.      Moksa    : yang artinya percaya akan adanya kebahagiaan rohani


Dalam Panca Sradha yang dijelaskan oleh narasumber di Pura Aditya Jaya, terdapat topik yang menarik yaitu tentang karma dan samsara. Karma adalah suatu reaksi terhadap aksi seseorang di dalam perbuatannya, yang akan dia dapatkan langsung maupun secara tidak langsung. Dengan kata lain, karma adalah suatu respon atau hasil terhadap perbuatan manusia ataupun makhluk lainnya, entah itu baik atau buruk.

Karma sendiri dibagi 3 bagian, yaitu :
a.       Sancita Karma Phala (phala/hasil yang diterima pada kehidupan sekarang atas perbuatannya di kehidupan sebelumnya).
b.      Prarabdha Karma Phala (karma atau perbuatan yang dilakukan pada kehidupan saat ini dan phalanya akan diterima pada kehidupan saat ini juga).
c.       Kryamana Karma Phala (karma atau perbuatan yang dilakukan pada kehidupan saat ini, namun phalanya akan dinikmati pada kehidupan yang akan datang).

2.     Samsara

Reikarnasi/Punarbhawa/Samsara berarti kelahiran yang berulang-ulang, yang disebut juga penitisan kembali (reinkarnasi) atau Samsara. Di dalam Weda disebutkan bahwa “Penjelmaan jiwatman yang berulang-ulang di dunia ini atau di dunia yang lebih tinggi disebut Samsara. Kelahiran yang berulang-ulang ini membawa akibat suka dan duka. Samsara atau Punarbhawa ini terjadi oleh karena Jiwatman masih dipengaruhi oleh kenikmatan, dan kematian diikuti oleh kelahiran”
Reinkarnasi memiliki hubungan yang erat dengan Karma yang mana keduanya merupakan suatu proses yang terjalin erat satu sama lain. Reinkarnasi dapat dikatakan sebagai kesimpulan atas semua karma yang telah didapat dalam suatu masa kehidupan. Baik buruknya karma yang dimiliki seseorang akan menentukan tingkat kehidupannya pada reinkarnasi berikutnya.
Dengan keyakinan terhadap reinkarnasi ini dan hubungannya dengan karma, maka umat harus sadar bahwa kehidupan sekarang ini merupakan kesempatan yang baik untuk memperbaiki diri demi kehidupan yang lebih baik pada masa datang.


3.     Triguna

Triguna ini terdiri dari dua kata yaitu TRI yang artinya tiga dan GUNA yang artinya sifat. jadi Triguna berarti sifat yang mempengaruhi kehidupan manusia, dan triguna itu tidak dapat kita amati dengan indera. Triguna dibangun oleh tiga unsure yaitu Sattwas, Rajas dan Tamas.

1.      Sattwas adalah sifat baik yang yang ada di dalam jiwa, yaitu berupa sifat yang merupakan alam kesenamgan yang ringan
2.      Rajas adalah sifat yang energik yaitu sifat yang menyebabkan api berkobar, angin berhembus, dan pikiran kesana-kemari
3.      Tamas adalah sifat malas dan senang menunda-menunda tugas, tamas adalah unsur yang menyebabkan sesuatu menjadi pasif dan bersifat negative


Ketiga guna ini tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya Karena masing-masing saling mensuport yang lain sebagai suatu kesatuan.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda