Yuliana
Laporan
Kunjungan
Pura
Aditya Jaya Rawamangun Jakarta Timur
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hinduisme
Dosen
pembimbing: Syaiful Azmi, M.A
Oleh:
Yulliana (1113032100028)
Jurusan
Perbandingan Agama
Fakultas
Ushuluddin
Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
2014
A.
Pendahuluan
Di
hari senin tepatnya tanggal 4 november 2014 lalu, kami mahasiswa UIN Jakarta dari
fakultas Ushuluddin jurusan perbandingan agama mendapat kesempatan untuk
melakukan kunjungan ke Pura aditya jaya, sebagai wujud menambah wawasan tentang
agama Hindu sekaligus merasakan pembelajaran agama Hindu langsung dari
penganutnya. pura yang lokasinya berada di daerah Rawamangun, Jakarta timur
tepatnya di jl. Daksinapati Raya no. 10. Kedatangan kita bertepatan dengan hari
kelahiran pura tersebut yaitu tepat 41 tahun lalu pura ini didirikan.
Tidak
banyak yang saya ketahui tentang pura aditya jaya yang baru pertama kali saya kunjungi ini. Ketika memasuki gapura yang
tepatnya wilayah bagian luar aditya jaya yang disebut sebagai Nista Mandela
dimana terdapat rumah tugu, disebelah kanan pintu masuk saya melihat toko buku
yang sepertinya menjual buku tentang ajaran agama hindu, dan disebelahnya pun
terlihat kantin yang sepertinya menyenangkan sayang sekali saya tidak sempat mampir
ke kantin tersebut. Di samping itu terdapat pohon beringin yang besar yang
semakin menambah kesejukan di pura itu terutama untuk para pengunjung pura
aditya jaya.
Pada
gerbang masuk pura aditya jaya ini menghubungkan wilayah tengah dan wilayah
utama pura. Sebelum kami memperoleh informasi dari narasumber kami terlebih
melakukan shalat dzuhur di masjid yang letaknya tidak jauh dari pura aditya
jaya tersebut. Setelah itu kami berkumpul di aula persis di depan pura dimana
sebagai tempat beribadahnya, disitu kami diberikan informasi mengenai ajaran
agama hindu, seperti tentang karma phala, dewa-dewa dalam agama Hindu serta
tentang surge dan neraka dalam kosep Hindu. namun, yang saya cermati disini
adalah tentang Panca Sradha dan Trigua (Satya, Rajas, dan Tamas) maka dari itu
dalam laporan kunjungan ini saya akan membahas sedikit tentang Panca Sradha dan
Triguna.
1.
Panca
Sradha
Panca
yang artinya 5 unsur dan Sradha “keyakinan” dimana panca sradha ini adalah yang
mempondasikan umat hindu. Panca Sradha
itu terdiri dari, sebagai berikut :
1. Brahman
: yang artinya percaya akan adanya Hyang Widhi
2. Atman
: yang artinya percaya akan adanya Hyang Atman
3. Karma : yang artinya percaya akan adanya hokum
karma pala
4. Samsara
: yang artinya percaya akan adanya kelahiran kembali
5. Moksa : yang artinya percaya akan adanya
kebahagiaan rohani
Dalam
Panca Sradha yang dijelaskan oleh narasumber di Pura Aditya Jaya, terdapat
topik yang menarik yaitu tentang karma dan samsara. Karma adalah suatu reaksi terhadap
aksi seseorang di dalam perbuatannya, yang akan dia dapatkan langsung maupun
secara tidak langsung. Dengan kata lain, karma adalah suatu respon atau hasil
terhadap perbuatan manusia ataupun makhluk lainnya, entah itu baik atau buruk.
Karma
sendiri dibagi 3 bagian, yaitu :
a. Sancita
Karma Phala (phala/hasil yang diterima pada kehidupan sekarang atas
perbuatannya di kehidupan sebelumnya).
b. Prarabdha
Karma Phala (karma atau perbuatan yang dilakukan pada kehidupan saat ini dan
phalanya akan diterima pada kehidupan saat ini juga).
c. Kryamana
Karma Phala (karma atau perbuatan yang dilakukan pada kehidupan saat ini, namun
phalanya akan dinikmati pada kehidupan yang akan datang).
2.
Samsara
Reikarnasi/Punarbhawa/Samsara
berarti kelahiran yang berulang-ulang, yang disebut juga penitisan kembali
(reinkarnasi) atau Samsara. Di dalam Weda disebutkan bahwa “Penjelmaan jiwatman
yang berulang-ulang di dunia ini atau di dunia yang lebih tinggi disebut
Samsara. Kelahiran yang berulang-ulang ini membawa akibat suka dan duka.
Samsara atau Punarbhawa ini terjadi oleh karena Jiwatman masih dipengaruhi oleh
kenikmatan, dan kematian diikuti oleh kelahiran”
Reinkarnasi
memiliki hubungan yang erat dengan Karma yang mana keduanya merupakan suatu
proses yang terjalin erat satu sama lain. Reinkarnasi dapat dikatakan sebagai
kesimpulan atas semua karma yang telah didapat dalam suatu masa kehidupan. Baik
buruknya karma yang dimiliki seseorang akan menentukan tingkat kehidupannya
pada reinkarnasi berikutnya.
Dengan
keyakinan terhadap reinkarnasi ini dan hubungannya dengan karma, maka umat
harus sadar bahwa kehidupan sekarang ini merupakan kesempatan yang baik untuk
memperbaiki diri demi kehidupan yang lebih baik pada masa datang.
3.
Triguna
Triguna ini terdiri dari dua kata yaitu TRI yang
artinya tiga dan GUNA yang artinya sifat. jadi Triguna berarti sifat yang
mempengaruhi kehidupan manusia, dan triguna itu tidak dapat kita amati dengan
indera. Triguna dibangun oleh tiga unsure yaitu Sattwas, Rajas dan Tamas.
1. Sattwas
adalah sifat baik yang yang ada di dalam jiwa, yaitu berupa sifat yang
merupakan alam kesenamgan yang ringan
2. Rajas
adalah sifat yang energik yaitu sifat yang menyebabkan api berkobar, angin
berhembus, dan pikiran kesana-kemari
3. Tamas
adalah sifat malas dan senang menunda-menunda tugas, tamas adalah unsur yang
menyebabkan sesuatu menjadi pasif dan bersifat negative
Ketiga guna ini tidak dapat dipisahkan satu sama
lainnya Karena masing-masing saling mensuport yang lain sebagai suatu kesatuan.




0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda