Kamis, 20 November 2014

Danu Fauzan Hilmi



LAPORAN KUNJUNGAN

PURA ADITYA JAYA RAMAWANGUN
MAKALAH INI DISUSUN UNTUK MEMENUHUI TUGAS MATA KULIAH HINDUISME

Dosen Pembimbing: Saiful Azmi, M.A


OLEH:
Danu Fauzan Hilmi (1113032100003)
 

JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014





1.1        Pendahuluan
Kunjungan kali ini yaitu mendatangi Adithya Jaya Rawamangun Pura yang mana pertempat di Jakarta Timur yang berdekatan dengan Universitas Negeri Jakarta. Yang mana sesungguhnya menbagun Pura tempat suci Umat Hindu dengan peruh perjuangan yang mana akhirnya dibangunnya berhasil di Rawamangun ini.
Kunjungan kali ini penuh hikmat karena disambut baik oleh pengurus Pura. Dengan sambutan yang baik dengan sikap penuh toleransi tanpa adanya perbedaan agama diantara kita. Dengan penuh keingintahuan kita mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta  jurusan Perbandingan Agama kita ingin mengetahui lebih jauh apa itu Pura?, konsep Karma Pala dalam ajaran Hindu? Dan konsep Reingkarnasi dan Moska dalam agama Hindu?.
Dengan bekal keingintahuan kita maka para bapak pura ataupun Blih-Blih memaparkan kepada kita semua ajaran mereka. Dan dengan senang hati dan antusiasn kita merasa ingin tahu dan menghormati dan mengagumi atas keyakinan mereka dan kepercayaan mereka oleh agama mereka yang mereka anut.
Dengan itu saya penulis memaparkan sebagai berikut permbahasan yang di bahas oreng kunjungan tersebut dalam ilmu yang kami pahami dan kami dapat sebagai berikut.
 

1.2 PEMBAHASAN
Perkataan karma “berasal dari bahasa sansekerta” dari urat kata “kr” yang berarti berbuat, bekerja, bergerak, bertingkah laku. Menurut hukum sebab dan akibat maka segala sebab pasti akan membuat akibat.
Demikian pula halnya segala sesuatu sebab yang merupakan perbuatan (karma) atau menimbulkan buah atau akibat yang berupa perbuatan karma pula. Hukum rantai sebab akibat perbuatan (karma) inilah yang disebut “hukum karma”.Dalam ajaran Agama Hindu akibat (hasil perbuatan) itu disebut Karmapala
Dengan demikian maka “karma phala” itu dapat digolongkan menjadi tiga macam sesuai dengan saat dan kesempatan untuk dinikmati yaitu:
 1.  Sancita karma phala:
Ialah phala hasil perbuatan kita dalam kehidupan terdahulu yang menentukan kehidupan sekkarang. Maksudnya yaitu : bila karma (perbuatan kita pada kehidupan yang terdahulu baik maka kehidupan kita sekarang akan baik pula; senang, sejahtera, bahagia ). Dan sebaliknya bila kehidupan kita sebaliknya terdahulu maka kehidupan kita sekarang inipun akan buruk (selalu menderita sengsar, susah dan sebagainya).
2. Prarabda karma phala:
Ialah phala dari perbuatan kita pada kehidupan tanpa ada sisanya lagi. Maksudnya ialah : karma perbuatan yang segera mendatangkan hasil. Sekarang berbuat baik atau buruk pada pihak lain seketika itu atau pada masa hidup ini akan menerima hasilnya baik atau hasil buruk sesuai dengan karma yang dilakukan.
 
3. Kriyamana karma phala:
Ialah hasil perbuatan yang tidak sempat dinikmati pada saatnya berbuat sehingga harus diterima pada kehidupanan yang akan datang. Tegasnya cepat atau lambat dalam kehidupan sekarang atau nanti segala phala dari perbuatan itu pasti diterima karena sudah merupakan hukum.
            Menurut keyakinan agama Hindu bahwa segala baik buruk perbuatan (subha asubha karma) akan membawa hasil atas akibat, tidak saja didalam hidupnya  sekarang init tetapi juga diakhirat (sorga dan neraka) setelah atma dengan suksma sariranya (badan astral) berpisah antara stula sarira (badan wdag) dan membawa pula dalam akibat dalam penjelmaan yang akan datang (punarjanna) setelah atma bersama dengan suksma sariranya bersenyawa lagi dengan stula sariranya (badan wadag yang baru). Tuhan Yang Maha Tahu akan menhukumnya bagi mereka yang berbuat buruk dalam hidupnya dan akan dimasukan kedalam neraka yakni hukuman yang bersendikan “Dharma” keadilan. Demikian sebaliknya Tuhan akan  merahmati atma seseorang yang berjasa dan yang melakukan amal saleh serta kebajikan yang suci dan akan diberikan tempat yang baik atau sorga. Begitu pula Tuhan akan mengampuni atma roh yang pernah berbuat bila ia tobat dan tidak akan melakukan dosa itu lagi.
            Menurut keyakinan Agama Hindu yang dimaksud dengan sorga dan neraka itu adalah merupakan suatu tempat beristirahat para arwah sambil menikmati hasil perbuatannya yang dilakukan dahulu pada saat hidupnya didunia. Jika karmanya baik pada masa hidupnya didunia ia akan mendapat sorga, jika karmanya buruk akan menndapat neraka.jadi dapat disebutkan bahwa sorga itu kebahagian diakhirat yang dinikmati oleh atma oleh akibat oleh perbuatan baik atau subha karma phalanya. Sedangkan neraka itu adalah penderitaan atas hukuman akhirat yang harus diterima oleh atma karena merupakan akibat dari perbuatan buruknya (asubha karma).
Adpun yang  maengadili / menetukan phala terhadap amal dosa perbuatan yang dibawa oleh atma diakhirat dan dalam penjelmaan yang akan datang adalah Tuhan. Sebab beliaulah yang menjadi sang Agung Yang MahaTahu terhadap segala perbuatan semua mahluk (manusia) lainnya pengadilan akhirat. Pada waktu beliau mengadili amal dan dosa daripada karma/ perbuatan yang dibawa oleh atma itu beliau bergelar “Sang Hyang Yama Dipati” (jaksa Agung akhirat), yang mempunyai bala (tentara) yang disebut “cikra bala”, jogor manic yang bertugas menyiksa atma yang berdosa dan juga beliau mempunyai  Juru tulis daitya yang bernama “Sang Suratma” mencatat baik buruk karma dari semua mahluk yang hidup didunia. Kalau dikupas secar filsafat bahwa jelaslah sang suratma itu tidak lain dari pada alam pikiran atau suksma sarira (badan astral) dari mahluk (manusia) tempat tercatat segala subha asubha karma (amal dosa perbuatan) dari mahluk (manusia) sehingga selalu dan tetap berbekas dalam alam pikirannya. Dan pada saat Tuhan memberkati kebahagian pada atma yang beramala dan yang berkarma baik maka beliau sering digelari “Sang Hyang dharma” atau Dharma dewa (Pelindung Dharma).
Oleh karena itu menurut keyakinan sendiri Umat Hindu dengan adanya hukum karma phala ini akan memberikan keyakinan kepada manusia untuk mengarahkan segala tindak lakunya selalu berdasarkan etika dan cara-cara yang baik untuk mencapai cita-cita yang baik dan selalu menghindari jalan tujuan yang buruk agar tercapainya kebahagian dalam hidup ini dihakirat dan dalam penjelmaan yang akan datang.
 

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda